Diklat Standarasasi Guru Al Qur'an Metode Tilawati digelar untuk yang ketiga kalinya pada Sabtu (5/8/2023) lalu. Program kerjasama LAZ MRBJ dan LAZ CT Arsa ini diikuti 120 peserta, baik dari kalangan pengajar maupun umum yang berasal dari wilayah di Tangsel dan sekitarnya.
Meski sudah digelar yang ketiga kalinya namun tidak menurunkan minat masyarakat dalam mengikuti diklat guru alquran level 1 ini. Bahkan di hari pelaksanaan kegiatan pun masih ada yang ingin mendaftar.
Diklat standarisasi guru al quran dimaksudkan untuk membumikan al quran dan memasyarakatkan al quran, sebab masih banyak masyarakat yang buta huruf quran. Melalui pembinaan guru inilah nantinya yang akan melanjutkan dakwah ke tengah masyarakat.
Diklat Standarisasi Guru Al-Qur’an Metode Tilawati merupakan kegiatan yang memberi pengetahuan, informasi, serta strategi dalam mengajar Al-Qur’an kepada para guru dan calon guru Al-Qur’an. Di antara materi tersebut yakni materi lagu tilawati, materi jilid 1-6, strategi pembelajaran, materi PAUD, praktek micro-teaching, dan diakhiri dengan munaqosyah.
Ustadz Rofiq selaku pemateri, penguji, sekaligus Ketua Cabang Tilawati Regional 1 Banten bercerita bahwa seluruh peserta yang hadir dapat menerima materi dengan baik meski ada yang baru pertama kali belajar tilawati.
“Alhamdulillah sekitar 60% peserta lulus, dapat menerima materi dengan baik meski materi tilawati tentang gharib muskylat masih terdengar “wow” buat mereka,” ujarnya.
Ia menambahkan di antara banyaknya jumlah peserta, hampir seluruhnya memiliki potensi yang cukup baik dan berjanji akan terus mengembangkan potensi pengajar.
“Bakat mengajar ada, dan insyaAllah akan terus kita bina setelah diklat ini, sehingga potensi mereka bisa terus dikembangkan,” lanjut Utadz Rofiq.
Salah satunya Hana yang baru pertama kali mengikuti diklat. Ia mengatakan mendapat insight baru yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya.
“Banyak ilmu baru yang aku dapat. Meski di TPQ (tempat mengajar) memakai tilawati, namun di sini aku belajar beberapa hal yang “missed”. Seperti saat belajar gharib, ustadz menjelaskan latar belakang kenapa gharib dibaca seperti itu. Jadi, ini menambah insight baru buat aku,” cerita Hana.
Bertempat di Ruang Serba Guna MRBJ, kegiatan tilawati diharapkan dapat memicu semangat para pengajar quran yang tidak hanya mampu mengajarkan quran dengan baik, namun juga pandai mendo'akan murid-muridnya agar kelak dapat menjadi syafa’at ketika di yaumil akhir.
Penulis: Ajeng Pangesti Sari
Tags:
Diklat Tilawati